Hidup itu anugarah
Anugrah terbesar yang ada didunia
Lebih berharga dari uang
Dan lebih nikmat dari pada kentut
Anugrah terbesar yang ada didunia
Lebih berharga dari uang
Dan lebih nikmat dari pada kentut
Saat kentut, kita merasa lega
Semua beban terasa hilang
Semua menjadi indah
Kecuali baunya, BUSUK BANGET CUY!
Semua beban terasa hilang
Semua menjadi indah
Kecuali baunya, BUSUK BANGET CUY!
Kenikmatan kentut,tak terasa tanpa hidup
Karena hidup itu memang nikmat
Meskipun, kadang terasa bau
Terutama saat kita menginjak tai
Karena hidup itu memang nikmat
Meskipun, kadang terasa bau
Terutama saat kita menginjak tai
Meskipun hidup itu berharga
Tak sedikit orang yang menghargainya
Sebagian ingin mati
Sebagian lagi ingin makan saking laparnya
Tak sedikit orang yang menghargainya
Sebagian ingin mati
Sebagian lagi ingin makan saking laparnya
Krisis hidup ini, juga sering aku alami
Bahkan beberapa hari ini
Sering sekali aku termenung
Memikirkan hutang yang tak kunjung lunas
Bahkan beberapa hari ini
Sering sekali aku termenung
Memikirkan hutang yang tak kunjung lunas
Hidupku kini terasa hampa
Tak ada yang menemani
Seperti lagunya Ahmad Dani
Yang sedang labil memilih sandal
Tak ada yang menemani
Seperti lagunya Ahmad Dani
Yang sedang labil memilih sandal
Sekarang, nasibku sangat malang
Bukan Malang kota di Jawa Timur
Tapi malang seperti nomor togel
Yang dibeli sama Pak Qodir
Bukan Malang kota di Jawa Timur
Tapi malang seperti nomor togel
Yang dibeli sama Pak Qodir
Hati nurani melawan jiwa
Mamaksa diri tuk berkata jujur
Dari hati yang paling dalam
Ku berkata “Su3R, Gu3 ga K3Nal S4m4 PAk QoDiR!”
Mamaksa diri tuk berkata jujur
Dari hati yang paling dalam
Ku berkata “Su3R, Gu3 ga K3Nal S4m4 PAk QoDiR!”
Jiwa alay terus bergelora
Menuntun diri tuk bergabung
Bergabung dengan orang-orang
Bermain layangan sambil makan Kacang
Menuntun diri tuk bergabung
Bergabung dengan orang-orang
Bermain layangan sambil makan Kacang
Namun..
Semua ini ku tolak!
Aku tak ingin menjadi alay
Yang kepanjanganya Anak Layangan
Karena…aku selalu kalah kalo main layangan
Semua ini ku tolak!
Aku tak ingin menjadi alay
Yang kepanjanganya Anak Layangan
Karena…aku selalu kalah kalo main layangan
Kini…
Ku meratapi diri di pojok kamar
Tempat ku sering melempar upil
Dan membuang ingus yang terus meler
Ku meratapi diri di pojok kamar
Tempat ku sering melempar upil
Dan membuang ingus yang terus meler
Aku berpikir…Benar, aku memang jarang mikir
Kupandangi penjuru kamar
Yang berukuran 5mx3m ini
Dan kembali kuberpikir…
“Kalo semeter 60ribu, bisa beli martabak buat 8 bulan nih”
Yang berukuran 5mx3m ini
Dan kembali kuberpikir…
“Kalo semeter 60ribu, bisa beli martabak buat 8 bulan nih”
Aku mulai memandang cermin
Melihat diri yang semakin culun
Memakai baju berwarna kuning
Dengan celana panjang coklat kotak-kotak
Melihat diri yang semakin culun
Memakai baju berwarna kuning
Dengan celana panjang coklat kotak-kotak
Akupun mulai bergerak
Melakukan koprol depan dan belakang
Sehingga kini
Aku pantas menjadi pemain sirkus
Melakukan koprol depan dan belakang
Sehingga kini
Aku pantas menjadi pemain sirkus
Aku mulai bingung
Tak bisa mendayung
Tak bisa menyelam
Tapi kusadar, aku tidak sedang berenang
Tak bisa mendayung
Tak bisa menyelam
Tapi kusadar, aku tidak sedang berenang
Aku mau makan, tapi ga lapar
Aku mau tidur, tapi ga ngantuk
Aku mau baca, mataku bintitan (lho)
Giliran mau mati, piso ada dimana-mana
Aku mau tidur, tapi ga ngantuk
Aku mau baca, mataku bintitan (lho)
Giliran mau mati, piso ada dimana-mana
Ku mulai putus asa
Alam seakan tak menerima
Diriku yang semakin lama
Semakin mirip dengan Primus
Alam seakan tak menerima
Diriku yang semakin lama
Semakin mirip dengan Primus
“Hmm… itu fitnah ya?” Pikirku dari lubuk hati yang paling dalam
Mungkin, ini saatnya kita mengintrospeksi diri
Mengingat diri dimasa lalu
Dan melihat kembali kebelakang
Namun, aku hanya melihat tembok
Mengingat diri dimasa lalu
Dan melihat kembali kebelakang
Namun, aku hanya melihat tembok
Kini kusadar, yang kumaksud bukan nengok ke belakang
Tapi, menghadap kebelakang dulu
Baru menengok lagi kebelakang
Ya, sama saja menghadap kedepan deng
Tapi, menghadap kebelakang dulu
Baru menengok lagi kebelakang
Ya, sama saja menghadap kedepan deng
Kuingat diriku dulu
Masih digendong oleh ibu
Menyanyikan lagu anak-anak
Dan masih disuapi ketika makan
Masih digendong oleh ibu
Menyanyikan lagu anak-anak
Dan masih disuapi ketika makan
Kini, semu berbeda
ibuku tak mu menggendong aku
Yang meyanyikan lagu “YUUUNOOO MEE SOOWEEELLL”
Dan tidak disuapi ketika makan
(Kecuali kalau tangan buntung habis nyolong rambutan, lho?)
ibuku tak mu menggendong aku
Yang meyanyikan lagu “YUUUNOOO MEE SOOWEEELLL”
Dan tidak disuapi ketika makan
(Kecuali kalau tangan buntung habis nyolong rambutan, lho?)
Kini, kita semakin dewasa
Semakin mandiri
Semakin tinggi
Dan semakin ganteng, bagi yang beruntung
Semakin mandiri
Semakin tinggi
Dan semakin ganteng, bagi yang beruntung
Waktu tak akan pernah kembali
Semua kenangan kita tak akan datang lagi
Kini, kita harus terus menatap kedepan
Kalo kebelakang, entar tembok yang kelihatan
Semua kenangan kita tak akan datang lagi
Kini, kita harus terus menatap kedepan
Kalo kebelakang, entar tembok yang kelihatan
Tahun baru besok
Semoga lebih baik dari sebelumnya
Lebih baik 2011
Dan lebih baik dari maling rambutan
Semoga lebih baik dari sebelumnya
Lebih baik 2011
Dan lebih baik dari maling rambutan
Selamat datang 2012
Selamat tinggal 2011
Ku yakin, tahun besok
Tidak ada yang solat ied...
Selamat tinggal 2011
Ku yakin, tahun besok
Tidak ada yang solat ied...
0 komentar:
Posting Komentar