Kita melihat bahwa wanita memiliki kemampuan untuk memproses emosi dan logika secara kebersamaan. Sebaliknya, ilmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa antara dua belahan otak pada pria hanya dihubungkan oleh jaringan saraf yang lebih sedikit, jadi emosi dan logika tidak berhubungan erat. Oleh karena itu, pria perlu “mengubah haluan” untuk berpindah dari sisi yang dominasi logika sisi emosional. Itulah mengapa, pada umumnya, pria berpikir menut fakta dan kebiasaan. Mereka berpikir seperti garis lurus – garis terpendek dari titik temu yang membuat mereka mampu melihat tujuan (visi) dan memfokuskan energi-energi mereka untuk meraih tujuan tersebut melalui cara yang paling langsung dan tepat sasaran.
Di sisi lain, wanita cenderung untuk berpikir lebih seperti sebuah jaringan ketimbang seperti garis lurus. Otak wanita dirancang untuk memikirkan banyak detail yang “tidak terlihat” oleh pria, hal-hal yang lebih dari sekedar fakta, seperti kepribadian, motivasi, dan perasaan mereka sendiri maupun orang lain. Wanita dapat merasakan, mengevaluasi, dan melihat sebuah hubungan di antara berbagai hal secara bersamaan, seperti titik koordinat x, y, z dalam suatu sumbu yang memiliki beberapa faktor, dalam waktu yang bersamaan.
Tak ada seorang pun, dan tak ada jenis kelamin tertentu yang bisa melihat dunia dari perspektif secara menyeluruh. Oleh karena itu Tuhan telah merancang hal-hal di mana pria dan wanita dapat bekerja sama dalam satu kesatuan, mereka dapat saling menolong untuk mewujudkan suatu gambaran kehidupan yang lebih seimbang. Mereka diciptakan bukan untuk memahani dunia dan menggenapi mandat dominasi itu secara terpisah dari satu sama lain. untuk alasan inilah, sejak lahir, mereka sudah dibekali cara-cara untuk memandang dunia, yang mendatangkan keuntungan bagi satu sama lain.
0 komentar:
Posting Komentar